Jakarta – Sebuah rumah JAYA 128 di Jinxi, China menarik perhatian publik karena lokasinya yang tak biasa. Rumah ini berada di tengah-tengah jalan tol yang sedang dibangun.
Dilansir Daily Mail, rumah tersebut merupakan tempat tinggal satu-satunya yang enggan direlokasi. Pemiliknya, Huang Ping, menolak tawaran uang kompensasi atau ganti rugi lahan sebesar £180.000 atau setara dengan Rp 3,6 miliar (Kurs Rp 20.187) dari pemerintah.
Menurut laporan CUAN128 Independent, Huang menolak pindah karena dia tidak puas dengan tawaran pemerintah. Setelah negosiasi panjang yang tak ada titik temu di antara keduanya, pihak berwenang memutuskan tetap membangun jalan tol dengan desain rumah tersebut membelah jalan.
Namun, setelah Anandatoto Daftar pembangunan berjalan, Huang mengaku menyesal telah menolak tawaran relokasi tersebut. Kini ia tidak bisa tinggal di rumah tersebut selama pembangunan jalan tol. Ia harus mengungsi ke rumah anaknya dan baru kembali ke rumah setelah pembangunan selesai.
Ia tidak dapat C7890 Slot Online membuka jendela dan pintu terlalu lama karena banyak debu beterbangan dan jika jalan tol sudah dibuka. Selain itu, nantinya ia harus membiasakan diri dengan getaran setiap kendaraan lewat.
“Jika saya dapat memutar kembali waktu, saya akan menyetujui persyaratan pembongkaran yang mereka tawarkan. Sekarang rasanya seperti saya kalah taruhan besar. Saya sedikit menyesalinya,” kata Huang seperti yang dikutip dari Daily Mail, Sabtu (25/1/2025).
Jalan tol tersebut bukan Luhurtoto sejajar dengan halaman rumah, melainkan sejajar dengan atap rumahnya. Jika dilihat dari atas, rumah Huang seperti masuk ke dalam lubang jalan tol tersebut.
Di pinggiran ‘lubang’ rumah tersebut diberi pagar pembatas agar kendaraan dan properti tersebut tetap aman. Di pinggiran ‘lubang’ dibuat dinding dinding penahan yang berundak seperti tangga.
Untuk masuk ke rumahnya,Asialive tentu Huang tidak menyeberang di jalan tol. Pihak kontraktor jalan tol telah merancang jalan pintas di kedua sisi rumah Huang seperti terowongan sederhana berbentuk bulat.
Kejadian seperti ini bukanlah pertama kali ditemukan di China. Rumah yang tetap bertahan dan tak mau digusur seperti ini sering disebut dengan dingzhiu atau rumah paku. Bangunan ini dianggap sebagai representasi perjuangan antara individu dan penguasa atau gambaran konflik antara tradisi dan kemajuan di China.
Sumber : https://beritaindo24.com/